In Self

Senin, 09 Desember 2019

PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL 4-D DAN MODEL ADDIE

A.      Model Pengembangan
Istilah model dapat diartikan sebagai suatu objek atau konsep berupa prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat penjelasan yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Model pengembangan merupakan dasar yang digunakan untuk pengembangan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan yang efektif menuntut kesesuaian antara pendekatan yang digunakan dengan produk yang akan dihasilkan. 
B.      Model Pengembangan 4-D
Model pengembangan 4-D merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran). Metode dan model ini dipilih karena bertujuan untuk menghasilkan suatu produk. Produk yang  dikembangkan kemudian diuji kelayakannya dengan validitas dan uji coba produk untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran menggunakan produk yang dihasilkan. Berikut alur model pengembangan Thaigarajan,dkk :
Tahap 1: Define (Pendefinisian)
Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu analisis awal (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives).
1.      Front-end Analysis (Analisis Awal)
Analisis ini bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan, dan alternatif penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan.
2.      Learner Analysis (Analisis Siswa)
Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan), perkembangan kognitif, serta keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih. Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2) keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
3.      Concept Analysis (Analisis Konsep)
Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan yang tidak relevan. Analisis membantu mengidentifikasi kemungkinan contoh dan bukan contoh untuk digambarkan dalam mengantar proses pengembangan.
Analisis konsep sangat diperlukan guna mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan deklaratif atau prosedural pada materi matematika yang akan dikembangkan. Analisis konsep merupakan satu langkah penting untuk memenuhi prinsip kecukupan dalam membangun konsep atas materi-materi yang digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Mendukung analisis konsep ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan adalah (1) analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan mengidentifikasi sumber-sumber mana yang mendukung penyusunan bahan ajar.
4.      Task Analysis (Analisis Tugas)
Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan menganalisisnya kedalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran.
5.      Specifying Instructional Objectives (Perumusan Tujuan Pembelajaran)
Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.
Tahap 2: Design (Perancangan)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar tes (criterion-test construction), (2) pemilihan media (media selection) yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan format (format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang dipilih. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1.       Criterion-test Construction (Penyusunan Standar Tes)
Penyusunan standar tes merupakan langkah yang menghubungkan antara tahap pendefinisian (define) dengan tahap perancangan (design). Tes ini  disusun berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa, kemudian selanjutnya disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif.  Penskoran hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal.
2.      Media Selection (Pemilihan Media)
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi. Lebih dari itu, media dipilih untuk menyesuaikan dengan analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda.hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar. Artinya, pemilihan media dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar pada pembelajaran di kelas.
3.      Format Selection (Pemilihan Media)
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Format yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan membantu dalam pembelajaran matematika realistik.
4.      Initial Design (Pemilihan Media)
Initial design is the presenting of the essential instruction through appropriate media and in a suitable sequence.”  Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum ujicoba dilaksanakan. Hal ini juga meliputi berbagai aktivitas pembelajaran yang terstruktur seperti membaca teks, wawancara, dan praktek kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktek mengajar.
Tahap 3: Develop (pengembangan)
Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan bentuk akhir perangkat pembelajaran setelah melalui revisi. Dalam tahap pengembangan, revisi dapat dilakukan dalam dua langkah, yakni : (1) Expert Appraisal dan (2) Developmental Testing. Berikut penjelasannya
1.      Expert Aprraisal
Telah disarankan bahwa satu-satunya tes bahan ajar adalah siswa karena data kinerja dari uji coba siswa adalah umpan balik yang berharga untuk peningkatan bahan tersebut. Namun diperlukan juga penilaian ahli, penilaian ahli dapat memberikan umpan balik pada teoritis dan kualitas teknis yang berada di luar bidang keahlian siswa.
Gambar berikut menguraikan beberapa jenis penilaian ahli. Dalam penilaian ahli ini terdapat dua jenis tinjauan. Di sisi teknis, tinjauan berkaitan dengan tinjauan media, tinjauan format, dan tinjauan bahasa. Dari sisi instruksional, tinjauan berkaitan dengan kesesuaian, keefektifan, dan kelayakan.
a.       Tinjauan bahasa
Tujuan dari tinjauan bahasa adalah untuk memeriksa kesesuaian bahasa yang digunakan apakah dapat dimengerti dengan baik dan jelas.
b.      Tinjauan media
Tujuan dari tinjauan media adalah untuk memeriksa kualitas teknis dari produk jadi dan kesesuaian bahan serta peralatan. Peninjau harus memiliki pengetahuan terhadap media khusus yang digunakan untuk menyajikan konten instruksional.
c.       Tinjauan format
Setiap format pembelajaran memiliki standar dan kriterianya sendiri. Jenis tinjauan teknis ini harus dilakukan oleh seseorang yang berpengalaman dalam mendesain bahan ajar dalam format spesifik. Peninjau dapat menggunakan prosedurnya sendiri untuk melakukan tinjauan format.
d.      Ketepatan
Bertujuan untuk mencari tau sejauh mana tujuan dan isi bahan ajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kesesuaian konten dapat didasarkan pada sumber informasi seperti pernyataan dari bahan ajar, dasar pemikiran untuk materi yang diberikan dalam buku panduan pendahuluan atau garis besar atau ulasan para ahli lainnya.
e.       Efektifitas
Bertujuan untuk mencari tau sejauh mana tujuan bahan ajar telah tercapai. Hal ini dapat dievaluasi dengan menyimpulkan dan menafsirkan data dari pengujian terhadap siswa.
f.        Kelayakan
Bertujuan untuk mencari tau sejauh mana materi yang dikembangkan dapat digunakan untuk pelatihan guru dalam pendidikan khusus. Peninjau yang memenuhi syarat untuk tinjauan melakukan tinjauan kelayakan yaitu pelatih guru, administrator program pelatihan guru dalam pendidikan khusus, peninjauan yang dilakukan akan didasarkan pada faktor-faktor seperti biaya bahan, peralatan, ruang, dan persyaratan waktu, dan penerimaan oleh pelatih dan peserta pelatihan.
2.      Developmental Testing
Penilaian pengembangan melibatkan uji coba bahan ajar pada anggota kelompok sasaran peserta pelatihan. Tujuan dari pengujian ini yaitu umpan balik yang diterima untuk merevisi bahan ajar sehingga mendapatkan bahan ajar yang baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Berikut merupakan tahapan yang dilakukan, yakni

Tahap 4: Disseminate (menyebarluaskan)
Pengembangan bahan ajar dapat dikatakan telah mencapai tahap produksi akhir ketika dalam pengujian pengembangan menghasilkan hasil yang konsisten dan penilaian ahli menghasilkan komentar positif. Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan diseminasi, yaitu:
1.  Analisis Pengguna
Analisis pengguna adalah langkah awal dalam tahapan diseminasi untuk mengetahui atau menentukan pengguna produk yang telah dikembangkan. Pengguna produk bisa dalam bentuk individu/perorangan atau kelompok seperti: universitas yang memiliki fakultas/program studi kependidikan, organisasi/lembaga persatuan guru, sekolah, guru-guru, orangtua siswa, komunitas tertentu, departemen pendidikan nasional, komite kurikulum, atau lembaga pendidikan yang khusus menangani anak cacat.
2.  Penentuan strategi dan tema penyebaran
Strategi penyebaran adalah rancangan untuk pencapaian penerimaan produk oleh calon pengguna produk pengembangan. Guba memberikan beberapa strategi penyebaran yang dapat digunakan berdasarkan asumsi pengguna diantaranya adalah: (1) strategi nilai (2) strategi rasional, (3) strategi didaktik, (4) strategi psikologis, (5) strategi ekonomi, dan (6) strategi kekuasaan.
3.  Waktu
Penentuan waktu ini sangat penting khususnya bagi pengguna produk dalam menentukan apakah produk akan digunakan atau tidak (menolaknya).
4.  Pemilihan media penyebaran
Penyebaran produk dapat menggunakan media sebagai alat penyebaran. Media tersebut dapat berbentuk jurnal pendidikan, majalah pendidikan, konferensi, pertemuan, dan perjanjian dalam berbagai jenis serta melalui pengiriman lewat e-mail.
Kriteria untuk menilai keefektifan dalam diseminasi, yaitu (1) Clarity. Informasi harus dinyatakan dengan jelas, dengan mempertimbangkan khalayak tertentu, (2) Validity. Informasi harus menyajikan gambar yang benar, (3) Pervasiveness. Informasi harus menjangkau semua audiens yang dituju, (4) Impact. Informasi tersebut harus membangkitkan tanggapan keinginan dari audiens yang dituju, (5) Timeliness. Informasi harus disebarluaskan pada waktu yang paling tepat, (6) Practicality. Informasi harus disajikan dalam bentuk yang paling sesuai dengan ruang lingkup proyek, mengingat keterbatasan sepertijarak dan sumber daya yang tersedia.
Contoh penelitian pengembangan 4-D :
Judul penelitian: Pengembangan Mathematics Mobile Learning Application (MMLA) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) untuk Siswa Kelas 8.
Tahap-tahap pengembangan dipaparkan dalam uraian berikut ini:
1.    Tahap Define
a.       Analisis awal
b.      Analisis siswa
c.       Analisis tugas
d.      Analisis Konsep (SPLDV)
e.       Perumusan indikator
2.    Tahap Design
a.       Microsoft Word
b.      Adobe Photoshop
c.       Netbean 6.0
d.      Pemilihan gambar
e.       Pembuatan desain awal (draft pertama MMLA)
3.    Tahap Develop
a.       Penilaian para ahli
b.      Uji coba terbatas
4.    Tahap Diseminasi
Belum dilaksanakan

C.      Model Pengembangan ADDIE
ADDIE adalah akronim dari Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluations. ADDIE adalah konsep pengembangan produk. Model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media, dan bahan ajar.
Pada awal perkembangannya, ADDIE ini merupakan suatu gagasan yang berasal dari Florida State University untuk mengatur proses dalam merumuskan sistem instruksional pada program pelatihan militer yang memadai. Dengan berhasilnya konsep tersebut, tahun demi tahun semakin berkembang serta tahapan-tahapan ADDIE selalu diperbaharui dengan mengikuti perkembangan jaman dan pada akhirnya model itu sekarang menjadi lebih interaktif dan dinamis. Pada tahun 70-an versi terbaru dari ADDIE semakin populer seperti yang dikenal sekarang ini.
Sebuah cara yang efektif untuk menilai pemahaman Anda tentang konsep ADDIE adalah untuk berlatih dengan mengganti nama masing-masing dari lima komponen dalam proses ADDIE menggunakan kata yang berbeda atau frase yang berbeda dari kata-kata Menganalisis, Desain, Mengembangkan, Melaksanakan, dan Evaluasi. Pertimbangkan kata pengganti atau frase untuk Menganalisis. Pertimbangkan kata pengganti atau frase untuk Desain. Pertimbangkan kata pengganti atau frase untuk Mengembangkan. Pertimbangkan kata pengganti atau frase untuk Melaksanakan. Pertimbangkan kata pengganti atau frase untuk Evaluasi. Kemudian, mempertimbangkan untuk membuat grafis Anda sendiri untuk menggambarkan proses ADDIE baru Anda.
Berikut ini uraian pada setiap tahap :
Tahap 1: Analysis
Tujuan dari fase analisa adalah untuk mengidentifikasi penyebab kemungkinan kesenjangan kinerja. Prosedur umum yang terkait dengan fase Menganalisis adalah sebagai berikut:
1.      Memvalidasi kesenjangan kinerja
Menghasilkan pernyataan tujuan berdasar kesenjangan kinerja yang ditetapkan
2.      Menentukan tujuan pengajaran
3.      Menganalisis peserta didik
Identifikasi kemampuan, pengalaman, preferensi, dan motivasi
4.      Mengidentifikasi sumberdaya yang dikerjakan
Mengidentifikasi semua jenis sumber daya yang akan dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh proses ADDIE
5.      Merekomendasikan potensi sistem pengiriman (perkiraan biaya)
6.      Menyusun rencana manajemen proyek
Setelah menyelesaikan fase menganalisis, Anda harus dapat :
a.       Menentukan apakah instruksi akan menutup kesenjangan kinerja
b.      Mengusulkan sejauh mana instruksi akan menutup kesenjangan
c.       Merekomendasikan strategi untuk menutup kesenjangan kinerja berdasarkan bukti empiris tentang potensi untuk sukses.
Sebelum mulai mengembangkan strategi konten pembelajaran apa pun, Anda harus menganalisis situasi saat ini dalam hal pembelajaran, kesenjangan pengetahuan, dll. Mulailah dengan membuat serangkaian pertanyaan untuk memahami situasi saat ini dan juga memahami tujuan pembelajaran itu sendiri. Hal ini dapat mempengaruhi sejumlah besar keputusan dalam proses pembuatan materi pembelajaran. Beberapa pertanyaan yang mungkin bisa menjadi bahan untuk analisis adalah: Apa gunanya pelatihan? Kenapa kita melakukannya? Apa output yang diinginkan? Akankah pelatihan ini benar-benar membantu? , dan pertanyaan-pertanyaan lain yang sekiranya bisa membantu.
Dengan membuat serangkaian pertanyaan seperti diatas, nantinya akan banyak membantu tahap analisis. Dimana tahap analisis ini terdiri dari dua tahap, yaitu analisis kinerja (performance analysis) dan analisis kebutuhan (need analysis). Tahap pertama, yaitu analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Pada tahap kedua, yaitu analisis kebutuhan, merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.
Tahap 2: Design
Tujuan dari fase desain adalah untuk memverifikasi pertunjukan yang diinginkan dan metode pengujian yang tepat. Prosedur umum yang terkait dengan fase desain adalah sebagai berikut:
1.      Melakukan inventarisasi tugas
Mengidentifikasi tugas-tugas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional.
2.      Menulis tujuan kinerja
Menulis tujuan yang mencakup komponen kondisi, komponen kinerja, dan komponen kriteria
3.      Menghasilkan strategi pengujian
Membuat item untuk menguji kinerja siswa
4.      Menghitung laba atas investasi
Memperkirakan biaya untuk menyelesaikan seluruh proses ADDIE
Fase desain berhubungan dengan tujuan pembelajaran, instrumen penilaian, latihan, konten, analisis materi pelajaran, perencanaan pelajaran dan pemilihan media. Fase desain harus sistematis dan spesifik.

Tahap 3: Develop
      Tujuan fase pengembangan adalah untuk menghasilkan dan memvalidasi pembelajaran yang dipilih sumber daya. Prosedur umum yang terkait dengan fase pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Hasilkan Konten
2. Pilih atau Kembangkan Media Pendukung
3. Kembangkan Panduan untuk Siswa
4. Kembangkan Bimbingan untuk Guru
5. Melakukan Revisi Formatif
6. Melakukan Uji Coba

 Setelah penyelesaian fase pengembangkan, Anda harus dapat mengidentifikasi semua sumber daya yang akan dibutuhkan untuk melakukan apa yang direncanakan. Selanjutnya, pada akhir fase ini, Anda harus memilih atau mengembangkan semua alat yang diperlukan untuk menerapkan instruksi yang direncanakan, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan selesaikan fase yang tersisa dari proses desain instruksional ADDIE

Tahap 4: Implementation
       Tujuan dari fase Implementasi adalah untuk mempersiapkan lingkungan belajar dan melibatkan para siswa. Prosedur umum yang terkait dengan fase implement adalah sebagai berikut:
    1. Siapkan guru
    2. Siapkan siswa
  Setelah menyelesaikan fase Implement, Anda harus dapat pindah ke lingkungan belajar yang sebenarnya di mana siswa dapat mulai membangun pengetahuan yang baru dan keterampilan yang diperlukan untuk menutup kesenjangan kinerja.
Hasil dari fase ini adalah sebuah Strategi Implementasi. Komponen umum dari strategi implementasiadalah sebagai berikut:
1. Rencana Pembelajar
2. Rencana Fasilitator

Tahap 5: Evaluate
Tujuan dari fase evaluasi adalah untuk menilai kualitas dari produk dan proses instruksional, baik sebelum dan sesudah implementasi. Prosedur umum yang terkait dengan fase evaluate terkait dengan menentukan kriteria evaluasi, memilih alat evaluasi yang tepat, dan melakukan evaluasi. Setelah menyelesaikan fase evaluate, maka keberhasilan dari produk yang dikembangkan dapat diketahui.
1.      Menentukan kriteria evaluasi
a.       Perception: mengukur hal-hal seperti persepsi siswa tentang isi kursus, sumber daya yang digunakan di seluruh kursus, kenyamanan dari lingkungan kelas fisik.
b.      Learning: mengukur kemampuan siswa melakukan tugas yang ditunjukkan di masing-masing tujuan dan sasaran.
c.       Performance: mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa karena mereka benar-benar diterapkan dalam lingkungan kerja yang autentik.
2.      Memilih alat evaluasi
Ada berbagai alat pengukuran yang tersedia untuk proses evaluasi. Setiap alat pengukuran memiliki kriteria sendiri untuk jenis evaluasi tertentu.
a.    Untuk Perception:
Survey
Questionnaire
Interview
b.    Untuk Learning
Examinations
Practice
c.     Untuk Performance
Performance checklists
Supervisor assessments
3.      Melakukan Evaluasi
Memberikan pedoman untuk melakukan evaluasi dalam di semua perception, learning, dan performance.

Contoh penelitian pengembangan ADDIE :
Judul Penelitian: Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Teknologi Inofrmasi dan Komunikasi bagi Siswa SMK pada Materi Matriks.
Tahap-tahap pengembangan dipaparkan dalam uraian berikut ini.
1.      Tahap Analyze (Analisis)
a.       melakukan analisis kompetensi yang dituntut kepada peserta didik
b.      melakukan analisis karakteristik peserta didik tentang kapasitas belajarnya, pengetahuan, keterampilan, sikap yang telah dimiliki peserta didik serta aspek lain yang terkait, dan
c.       melakukan analisis materi sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2.      Tahap Design (Perancangan)
Tahap perencanaan dilakukan dengan kerangka acuan sebagai berikut:
a.       untuk siapa pembelajaran dirancang? (peserta didik)
b.      kemampuan apa yang ingin pelajari? (kompetensi)
c.       bagaimana materi pelajaran atau keterampilan dapat dipelajari dengan baik? (strategi pembelajaran)
d.      bagaimana menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah dicapai? (assesmen dan evaluasi).
Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka dalam merancang pembelajaran difokuskan pada tiga kegiatan yaitu pemilihan materi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tuntutan kompetensi, strategi pembelajaran, bentuk dan metode asesmen dan evaluasi.
3.      Tahap Development (Pengembangan)
Kegiatan pengembangan meliputi kegiatan penyusunan bahan ajar. Kegiatan pengumpulan bahan/materi bahan ajar, pembuatan gambar ilustrasi, pengetikan dan lain-lain, mewarnai kegiatan pada tahap pengembangan ini.
4.      Tahap Implementation (Implementasi)
Kegiatan tahap empat adalah implementasi. Hasil pengembangan diterapkan dalam pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas pembelajaran yang meliputi keefektifan, kemenarikan, dan efisiensi pembelajaran.
5.      Tahap Evalution (Evaluasi)
Tahap akhir adalah melakukan evaluasi yang meliputi evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data pada setiap tahapan yang digunakan untuk penyempurnaan dan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik dan kualitas pembelajaran secara luas. Penelitian ini hanya dilakukan evaluasi formatif karena jenis evaluasi ini berhubungan dengan tahapan penelitian pengembangan untuk memperbaiki produk pengembangan yang dihasilkan. Dalam kondisi tertentu, cukup sampai pada evaluasi formatif yang terdiri atas dua langkah:(1) Uji coba prototipe bahan secara perorangan ; uji coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan ini dilakukan kepada subjek 1-3 orang. Setelah dilakukan uji coba, produk atau rancangan direvisi (2) Uji coba terbatas yang melibatkan subjek dalam kelas yang lebih besar melibatkan 15-30 subjek.

    References:
Branch, Robert Maribe. 2009. Instructional Design: The ADDIE Approach. USA: University of Georgia
Oktaria. 2006. Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi Siswa SMK pada Materi Matriks. Thesis. Lampung: Pasca Universitas Lampung
Palupi, Evangelista Lus Windyana & Patahuddin, Sitti Maesuri. 2010. Pengembangan Mathematics Mobile Learning Application (MMLA) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Untuk Siswa SMP kelas 8. The 2nd South East Asian Conference on Mathematics and ITS Aplication: Institute Teknologi Sepuluh November
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar