In Self

Senin, 09 Desember 2019

Statistika




Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VII Mts. Muhammadiyah Tallo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah Tallo semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dengan satuan eksperimen adalah kelas VII sebanyak 37 orang siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen. Desain pada penelitian ini adalah satu kelompok diberikan perlakuan (One Shot Case Study) yang hanya melibatkan satu kelas. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar. Teknik analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa: Skor rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model Problem Based Learning adalah 85,27 dengan deviasi standar 10,537 dimana skor terendah adalah 60 dan skor tertinggi adalah 100 dari skor ideal 100. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa 35 siswa atau 94,60% mencapai ketuntasan individu dan 2 siswa atau 5,40% tidak mencapai ketuntasan individu. Ini berarti ketuntasan secara klasikal tercapai dengan nilai gain ternormalisasi yaitu 0,78 berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning efektif dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah Tallo.
Kata kunci: Pre-eksperiment, efektivitas, pembelajaran matematika, model Problem Based Learning, hasil belajar siswa, keterlaksanaan pembelajaran.
A.   Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam meningkatkan kemampuan intelektual siswa. Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Meskipun demikian, matematika dapat disajikan dengan memperhatikan kondisi lingkungan belajar siswa  dan sesuai lingkungan sosial dan budaya dimana siswa tumbuh dan berkembang. Dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep. Akibatnya, siswa kurang memperhatikan atau memahami konsep-konsep matematika, kurangnya motivasi siswa untuk belajar, serta siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran siswa dikelas dan wawancara dengan salah satu guru matematika kelas VII MTs Muhammadiyah Tallo, hasil belajar matematika yang diperoleh siswa masih dalam kategori rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII pada semester genap hanya sebagian yang mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70,00. Rendahnya aktifitas dan hasil belajar matematika siswa di kelas diakibatkan karena beberapa faktor yaitu : pertama, adanya gangguan dari siswa pada saat proses pembelajaran. Kedua, kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Ketiga, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam merespon pembelajaran. Keempat, seringkali proses pembelajaran didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan lebih dimata pelajaran matematika sehingga berakibat pula pada ketidakaktifan siswa lainnya di dalam proses pembelajaran matematika.
Sehubungan dengan hal ini, upaya yang dapat dilakukan yakni mengefektifkan proses pembelajaran matematika di kelas VII MTs. Muhammadiyah Tallo. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengefektifkan pembelajaran pada kelas tersebut yaitu model pembelajaran problem based learning yang bertujuan mengaktifkan siswa dalam belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dikerjakannya.  
Problem based learning adalah penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleks yang ada. Problem based learning merupakan sebuah model yang efektif untuk mengembangkan dan mengaktifkan kemampauan berfikir serta  mengajarkan proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses yang sudah jadi dalam  benaknya dan menyusun pengetahuan sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks. Menurut Barrow (Huda, 2013: 271) pembelajaran berbasis masalah sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Menurut Dewey (Trianto, 2009: 91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.
Sintaks Model Problem Based Learning terdiri dari 5 tahap utama (fase). Kelima tahapan tersebut disajikan pada tabel berikut
Tahap
Tingkah laku Guru/Perilaku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan masalah.
Tahap
Tingkah laku Guru/Perilaku Guru
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan  dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

B.  Metode
1.     Teknik Analisis Data
Analisis Inferensial
a.    Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan uji Anderson Darly atau Kolmogorow Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05, dengan syarat:
Jika Pvalue  ≥ α = 0,05 maka distribusinya adalah normal.
Jika Pvalue  < α = 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.
b.    Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik Uji-Z One Sample Test.
          B = 70 melawan   B > 70
        Keterangan:
                        Kriteria pengambilan keputusan,
      Diperoleh nilai Z tabel adalah Ztabel (0,05) = 1,64. Jika Zhitung > Ztabel maka dapat ditarik kesimpulan H0 ditolak dan H1 diterima serta H0 ditolak jika P-value < α dan H0 diterima jika P-value > α = 0,05. Jika P- value < α berarti pembelajaran matematika efektif melalui penerapan model Problem Based Learning.
C.    Analisis Data dan  Hasil Penelitian
Hasil Analisis Statistik Inferensial
a.        Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah skor rata-rata hasil belajar siswa (pretest-posttest) berdistribusi normal. Kriteria pengujiannya adalah:
Jika Pvalue  ≥ α = 0,05 maka distribusinya adalah normal.
Jika Pvalue  < α = 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.
Dengan menggunakan bantuan program komputer dengan program R-Studio. Hasil analisis skor rata-rata untuk posttest menunjukkan nilai Pvalue  > α yaitu 0,071 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa ada perbedaan skor pretest dengan skor postest berdistribusi normal.
b.       Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan Uji-Z untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika materi persamaan linear satu variabel (PLSV) efektif melalui model Problem Based Learning pada siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah Tallo Makassar.
Uji hipotesis minor
1)      Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model Problem Based Learning dihitung dengan menggunakan Uji-Z One Sample Test yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:
 Melawan
: Skor rata-rata hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil analisis R_Studio (lampiran menggunkan Uji-T One Sample), tampak bahwa nilai Zhitung adalah 49,223 > 1,64 (Ztabel) df (N-1). Ini berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yakni pembelajaran matematika materi persamaan linear satu variabel (PLSV) efektif melalui model Problem Based Learning pada siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah Tallo Makassar.
D.  Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Hasil belajar matematika siswa setelah diberikan perlakuan yang diajar dengan model Problem Based Learning termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-ratanya 85,27 dan standar diviasi 10,537. Jadi dikaitkan dengan kriteria ketuntasan belajar terdapat 2 orang siswa atau 5% siswa tidak mencapai ketuntasan individu (mendapat skor dibawah 70) dan terdapat 35 siswa atau 95% siswa yang mencapai ketuntasan individu dan mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai gain ternormalisai sebesar 0,78 yang berada pada kategori tinggi. Maka dengan kesimpulan ini berarti bahwa ketuntasan secara klasikal tercapai..

E.  Daftar Pustaka
Akib, Irwan. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jurnal diterbitkan. Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Samad, Muliati & Maryati. Z. 2011. Materi Ajar Strategi Pembelajaran. Modul FKIP Unismuh Makassar.
Sugiyono. 2014. Metode Peneltian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suyono, dkk. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja   Rosdakarya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Jakarta: Kencana.
Wahyuni. 2009. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Kelas X1 SMA Negeri 1 Lembang. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar